Semakin Terikat Dengan Dunia

Setelah perjalanan satu jam dari wilayah Trowulan Mojokerto, saya dan kawan lama saya mampir sebentar di rumah saya di bilangan Kemangsen Sidoarjo.

Sambil melepas lelah, saya ditanya dalam bahasa jawa ngoko: "Durung mok pasang monitormu?"

"Belum kau pasang monitormu?"

Ilustrasi: YouTube.com

Sebab dua pekan sebelumnya dia menghadiahkan kepada saya satu set LCD Wall Mount atau lebih dikenal dengan istilah braket LCD yang berguna untuk menempelkan layar monitor di tembok.

"Belum," Jawab saya pendek.

"Nunggu beli media player bekas IndiHome," Tambah saya.

"Maksudnya?"

"Receiver IndiHome sebenarnya adalah perangkat cerdas yang bersistem Android." Saya akhirnya menjelaskan agak panjang.

"Terus?"

"Kalau kita bisa unlock dia, maka kita bisa menggunakan jalur internet apapun untuk mengakses TV-TV online. Dan kalau kita bisa root, maka kita bisa hapus aplikasi bawaannya dan bisa kita instal Google Play."

"Berarti bisa download macam-macam?"

"Ya. Kita bisa pake Whatsappan, FB-an..."

"Terus caranya pake apa?"

"Ada remote kontrolnya sih. Kalau tidak cukup puas bisa kita pasang mouse tipe wireless untuk kontrol dan keyboard-nya untuk mengetik."

"Wah wah wah... tambah gak gelem mati lha-an," sautnya dengan bahasa jawa ringan namun dengan mimik wajah serius tanpa senyum.

"Wah wah wah... tambah tidak mau mati kalau begitu."

Saya nyengir kecut.

Iyah... Teknologilah yang semakin membuat segala sesuatunya serba mudah.

Bahkan monitor Samsung SyncMaster lama yang saya beli medio 2009 yang kini cuma dihargai gopek rebu di marketplace lokal bila ditenagai sebuah STB Android, maka secara instan akan berubah menjadi SmartTV yang harganya jutaan itu.

Jangan tanya channel online TV mana yang bisa ditampilkan, sebab seluruh apa yang biasa anda instal di smartphone anda, apakah FB, Twitter, WA, COC, Mobile Legends... Semua bisa diinstal pula di STB ini (silahkan googling apa itu kepanjangan dari STB).

Semakin mudah dan semakin nikmat hidup ini.

Nah, kalau begini nikmatnya hidup di dunia, apakah kita kemudian jadi semakin ogah mati?

Ya.. ya.. ya.. Saya rasa pembaca menunggu-nunggu untuk mendapat sedikit pencerahan kenabian dalam hal ini.

Jom, mari kita simak hadits riwayat Abu Dawud berikut ini:

عَن أَبِي عَبدِ السَّلاَمِ، عَن ثَوبَان، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: «يُوشِكُ الأُمَمُ أَن تَدَاعَى عَلَيكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلىَ قَصعَتِهَا»، فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِن قِلَّةٍ نَحنُ يَومَئِذٍ؟ قَالَ: «بَل أَنتُم يَومَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُم غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيلِ، وَلَيَنْزَعَنَّ اللهُ مِن صُدُورِ عَدُوِّكُم المهَابَةَ مِنكُم، وَلَيَقذِفَنَّ فِي قُلُوبِكُمُ الوَهنَ»، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ وَمَا الوَهْنُ؟ قَالَ: «حُبُّ الدُّنيَا، وَكَرَاهِيَةُ الموتِ».

Dari Abu Abdis Salam, dari Tsauban Radhiyallahu Anhu, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasallam: "Hampir-hampir saja seluruh bangsa saling panggil memanggil untuk menyerbu kalian seperti orang-orang yang hendak makan saling memanggil menuju kepada nampan makanannya." Lalu ada orang yang berkata: "Dan itu karena kita sedikit jumlahnya pada hari itu?" Beliau bersabda: "Sebaliknya, kalian hari itu banyak jumlahnya, akan tetapi kalian buih seperti buihnya banjir, dan sungguh Allah benar-benar akan mencabut dari dada-dada musuh kalian rasa gentar dari kalian, dan sungguh Ia akan lontarkan pada hati-hati kalian penyakit Wahn." Lalu ada orang yang berkata: "Wahai Rasulullah, dan apakah itu Wahn?" Beliau bersabda: "Cinta dunia, dan benci mati."

Engkau benar Yaa Rasulullah!!

Kamilah kini yang berada di hari itu. Hari kami tertimpa penyakit Wahn, Cinta dunia, cinta harta, cinta jabatan, cinta gelaran, cinta smartphone, cinta android, cinta whatsapp, cinta facebook...

Hingga kami lupa akan kematian dan membencinya. Karena dia jelek, dia buruk, dia mengerikan, dia menghilangkan kelezatan, dia musibah yang mencabut kesenangan kami dan kecintaan kami kepada dunia.

Padahal dia hanyalah pintu, dia hanyalah sebuah gerbang, untuk suatu kehidupan abadi yang berisi kesenangan abadi, atau sebaliknya kesengsaraan abadi.

Nastaghfirullah... Wa natuubu ilaih...

No comments:

Post a Comment

Terbaru

recentposts

Sementara Itu

randomposts