Misteri Bangku Ekonomi 24D-24E


Berkali-kali sudah saya naik kereta ekonomi Sukabumi-Bogor dan Bogor-Sukabumi untuk berbagai keperluan. Mengisi kuliah, mengisi pengajian, rapat, belanja, jalan-jalan ataupun menjemput tamu dari jauh. Dan dari pengalaman duduk di berbagai macam gerbong dan di berbagai macam nomor bangku akhirnya saya putuskan bahwa spot bangku terbaik adalah bangku nomor 23D dan 23E.

Why?

Sebab menurut pengalaman, bangku 23 berhadap-hadapan dengan bangku 24 yang misterius.

Misterius?

Ya, misterius! Semisterius bangku nomer 1.

😁😁

Banyak review tentang pengalaman orang naik kereta juga tentang peta bangku kereta dari kelas eksekutif, bisnis ataupun kelas ekonomi. Tapi tidak ada yang membahas misteri bangku nomer 1 dan bangku nomer 24.

Kalau kemudian postingan ini saya beri judul berdasar bangku nomer 24, tiada lain karena saya bosan bicara nomer satu terus. Apalagi angka 24 yang asing di mata pembaca mampu memancing sedikit rasa penasaran seakan-akan semua harus bertanya "Ada apa dengan bangku 24?" Apalagi bila ditambah bumbu diksi "misteri" yang mengobarkan sedikit penasaran tadi menjadi lebih kuat dan sukses menarik pembaca.

Jujur, anda penasaran kan?

😁😁

Back to the topic...

Bangku 23 sebagaimana bangku nomer 2, menjadi favorit para musafir karena bangku pasangannya yaitu bangku nomer 24 dan juga bangku nomer 1, tidak tersedia di menu pemesanan tiket secara online.

Coba lihat aplikasi milik Tiket(dot)com atau aplikasi yang serupa, tidak disebutkan bangku nomer 24 (dan sepertinya juga bangku nomer 1, meski saat pesan kemarin, terlihat ada).

Bahkan saya pernah dengan sengaja mencoba memesan bangku nomer 24 tersebut di loket resmi di stasiun dengan pertimbangan karena posisinya dekat dengan toilet yang memudahkan akses kita, tapi aneh, bahkan di sistem komputer resmi KAI sendiri tidak ada bangku nomer 24 (dan kemungkinan juga bangku nomer 1). Berarti, mustahil ada yang punya tiket berbangku nomer 24 atau nomer 1, sebab kalau tak ada di aplikasi online ataupun di loket resmi, maka pasti... (Sekali lagi PASTI) tak ada yang bisa membelinya.

Hurray!!!

Mengapa hore?

Artinya, jika anda tidak bisa memesan bangku nomer 24, yang berarti bangku tersebut dipastikan kosong, maka kalau kita pesan bangku nomer 23, tentu kita bisa selonjoran kaki di bangku 24 karena bangku tersebut pasti kosong. So, jadilah bangku nomer 23 (dan juga bangku nomer 2) menjadi bangku ekonomi paling favorit.

😁😁

Awalnya saya menduga, barangkali bangku 24 dan bangku 1, sengaja dikosongkan untuk tempat duduk petugas walka supaya bisa istirahat sebentar setelah mondar-mandir di sepanjang rangkaian gerbong.

Hipotesis ini saya uji berkali-kali dengan selalu memesan bangku 23 setiap kali naik kereta ekonomi, dan memang benar demikian. Bangku 24 selalu kosong. Saat hujan, saat panas terik, saat malam ataupun siang, saat hari-hari kerja, ataupun liburan... Ahahahahay.

😁😁

Hingga bulan September 2016 kemarin...

Saat misteri bangku 24 itu muncul.

Awal bulan September kemarin, saya diminta untuk menggantikan salah seorang kolega mengisi kajian akhlak sekaligus khutbah Jum'at di masjid Fatahillah di Blok B lantai R Tanah Abang. Dan seperti biasa saya memesan kereta Sukabumi-Bogor yang kemudian disambung dengan naik kereta Commuter Bogor-Tanah Abang.

Guess what? Ya... Saya memesan bangku 23... 23 D tepatnya, dan yakin seyakin-yakinnya bakal tidak ada siapapun di bangku 24, dan yakin bahwa perjalanan kali ini akan menyenangkan seperti berkali-kali saya lakukan sebelumnya.

Tapi ternyata tidak!

Subuh itu (karena kereta berangkat dari Sukabumi jam 5), bangku 24 D yang ada di depan saya diisi oleh seorang bapak yang berumur sekitar 50-an dan mempunyai tiket resmi untuk bangku itu. Ya, ia mempunyai tiket bertuliskan bangku 24 D.

So, how? Bagaimana ada tiket dengan nomer bangku 24 D kalau bangku tersebut tak ada di internet dan bahkan juga tak tersedia di loket resmi KAI?

My guess:
1. Orang ini spesial, mungkin karena umur lalu dapat akses bangku 24 D tersebut. But that's not like it.
2. Orang ini... makhluk halus yang nyaru jadi penumpang untuk mengganggu... hahahaha...

Saya akan update setelah investigasi menyeluruh dari tim saya. Hehehehe...

Update 12 Oktober:

Saya ke Bogor lagi, memesan bangku 2A dan 2B. Tapi saat masuk gerbong, bangku 2A dan 2B tidak ada. Yang ada bangku 2D dan 2E. Maka saya putuskan duduk di bangku 1A dan 1B untuk memberi tempat bagi pemilik tiket berbangu 2D dan 2E. Namun, sampai perjalanan berakhir, bangku 2D dan 2E tidak ada pemiliknya. Mungkin mereka ketinggalan kereta.

No comments:

Post a Comment

Terbaru

recentposts

Sementara Itu

randomposts