An-Nakiroh dan Al-Ma’rifah (bagian 9)

Isim Isyarah (Kata Tunjuk)



Isim Isyarah untuk jarak jauh


Jika sasaran atau benda yang ditunjuk oleh Isim Isyarah berada pada tempat yang jauh, maka ditambahkan huruf Kaaf (yang sering disebut sebagai Kaaful Khitab yang mewakili lawan bicara) setelah Isim Isyarah tadi.


Contoh: ذَا(Ini) menjadi ذَاكَ(Itu) bila yang ditunjuk adalah Mudzakkar.


Contoh: تَا(Ini) menjadi تاَكَ(Itu) bila yang ditunjuk adalah Muannats.


 


Isim Isyarah jarak jauh untuk Mudzakkar


Bila benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar (laki-laki) maka Isim Isyarah yang digunakan adalah ذَا yang kemudian ditambah Kaaful Khitab menjadi ذَاكَ. Bisa juga ditambahkan huruf Laam (yang sering disebut sebagai Laamul Bu’di atau Laam yang menunjuk jarak jauh) sebelum huruf Kaaf ini sehingga ذَا menjadi ذَلِكَ yang penambahan ini menjadi wajib bila berkenaan dengan Mutsanna dan Jama’.


Aturan yang perlu diperhatikan adalah, penggunaan Kaaful Khitaab ini pada ghalibnya harus menyesuaikan dengan dhomir (kata ganti) dari lawan bicara, meskipun dijumpai dalam Al-Qur’an penggunaan yang tidak terlalu ketat dalam penyesuaian Isim Isyarah dengan Dhomir Mukhatab (Dhomir lawan bicara).


Berikut rincian lengkap dari Isim Isyarah untuk jarak jauh untuk benda-benda yang teranggap Mudzakkar dengan berbagai variasi lawan bicara:


1.      ذَاكَdan ذَلِكَ untuk lawan bicara yang Mufrod Mudzakkar.


Contoh:


ذَاكَ الْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ يَا عَلِيٌّ(Kebun itu indah wahai Ali) atau


ذَلِكَ الْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ يَا عَلِيٌّ(Kebun itu indah wahai Ali).


2.      ذَلِكُمَاuntuk lawan bicara yang Mutsanna Mudzakkar dan dalam hal ini wajib menyertakan Laamul Bu’di.


Contoh:


ذَلِكُماَ الْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ يَا أَخَوَيَّ(Kebun itu indah wahai 2 saudaraku).


3.      ذَلِكُمْuntuk lawan bicara yang Jama’ Mudzakkar dan dalam hal ini wajib menyertakan Laamul Bu’di.


Contoh:


ذَلِكُمُ الْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ يَا إِخْواَنِيْ(Kebun itu indah wahai 2 saudaraku).


4.      ذَاكِdan ذَلِكِ untuk lawan bicara yang Mufrod Muannats.


Contoh:


ذَاكِ الْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ يَا فَاطِمَةُ(Kebun itu indah wahai Fatimah) atau


ذَلِكِ الْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ يَا فَاطِمَةُ(Kebun itu indah wahai Fatimah).


5.      ذَلِكُمَاuntuk lawan bicara yang Mutsanna Muannats dan dalam hal ini wajib menyertakan Laamul Bu’di.


Contoh:


ذَلِكُماَ الْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ يَا أُخْتَيَّ(Kebun itu indah wahai 2 saudara perempuanku).


6.      ذَلِكُنَّuntuk lawan bicara yang Jama’ Muannats dan dalam hal ini wajib menyertakan Laamul Bu’di.


Contoh:


ذَلِكُنَّ الْبُسْتَانُ جَمِيْلٌ يَا أَخْوَاتِيْ(Kebun itu indah wahai saudara-saudara perempuanku).


 


Isim Isyarah jarak jauh untuk Muannats


Bila benda yang ditunjuk adalah Muannats (perempuan) maka Isim Isyarah yang digunakan adalah تَا yang kemudian ditambah Kaaful Khitab menjadi تَاكَ. Bisa juga ditambahkan huruf Laam (Laamul Bu’di) sebelum huruf Kaaf ini sehingga تَا menjadi تَالِكَ yang dalam perubahan secara tashrif berubah menjadi تِلْكَ karena Laamul Bu’di pada asalnya harus sukun, sehingga memaksa terjadinya perubahan dan penyesuaian pada تَا. Perlu diingat pula bahwa penambahan Laamul Bu’di ini menjadi wajib bila berkenaan dengan Mutsanna dan Jama’.


Aturan lain yang perlu diperhatikan adalah, penggunaan Kaaful Khitaab ini pada ghalibnya harus menyesuaikan dengan dhomir (kata ganti) dari lawan bicara. Namun terkadang dalam Al-Qur’an dijumpai penggunaan yang tidak terlalu ketat dalam penyesuaian dhomir.


Berikut rincian lengkap dari Isim Isyarah untuk jarak jauh untuk benda-benda yang teranggap Muannats dengan berbagai variasi lawan bicara:


1.      تَاكَdan تِلْكَ untuk lawan bicara yang Mufrod Mudzakkar.


Contoh:


تَاكَ الحَدِيْقَةُ جَمِيْلَةٌ يَا عَلِيٌّ(Kebun itu indah wahai Ali) atau


تِلْكَ الحَدِيْقَةُ جَمِيْلَةٌ يَا عَلِيٌّ(Kebun itu indah wahai Ali).


2.      تِلْكُمَاuntuk lawan bicara yang Mutsanna Mudzakkar.


Contoh:


تِلْكُماَ الْحَدِيْقَةُ جَمِيْلَةٌ يَا أَخَوَيَّ(Kebun itu indah wahai 2 saudaraku).


3.      تِلْكُمْuntuk lawan bicara yang Jama’ Mudzakkar.


Contoh:


تِلْكُمِ الْحَدِيْقَةُ جَمِيْلَةٌ يَا إِخْوَانِيْ(Kebun itu indah wahai saudara-saudaraku).


4.      تَاكِdan تِلْكِ untuk lawan bicara yang Mufrod Muannats.


Contoh:


تَاكِ الْحَدِيْقَةُ جَمِيْلَةٌ يَا فَاطِمَةُ(Kebun itu indah wahai Fatimah) atau


تِلْكِ الْحَدِيْقَةُ جَمِيْلَةٌ يَا فَاطِمَةُ(Kebun itu indah wahai Fatimah).


5.      تِلْكُمَاuntuk lawan bicara yang Mutsanna Muannats dan dalam hal ini wajib menyertakan Laamul Bu’di.


Contoh:


تِلْكُماَ الْحَدِيْقَةُ جَمِيْلَةٌ يَا أُخْتَيَّ(Kebun itu indah wahai 2 saudara perempuanku).


6.      تِلْكُنَّuntuk lawan bicara yang Jama’ Muannats dan dalam hal ini wajib menyertakan Laamul Bu’di.


Contoh:


تِلْكُنَّ الْحَدِيْقَةُ جَمِيْلَةٌ يَا أَخْوَاتِيْ(Kebun itu indah wahai saudara-saudara perempuanku).


 


Isim Isyarah untuk menunjuk suatu tempat yang dekat


Bila yang ditunjuk adalah suatu tempat yang berada pada jarak yang dekat, maka digunakanlah هُنَا dan هَاهُنَا yang sama-sama berarti “di sini.”


Contoh: Firman Allah dalam surah Al-Maidah ayat 24:


إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُوْنَ


(Kami di sini duduk-duduk saja).


Pada contoh di atas digunakan kata هَاهُنَا yang berarti “di sini.”


 


(bersambung)

No comments:

Post a Comment

Terbaru

recentposts

Sementara Itu

randomposts