Khutbah Ied Adha 1440H

الحمد لله، الذي شرّع على المسلمين الحج والعمرة، وصيام يوم عرفةَ والتضحية، لتكون لهم علامةَ الإيمانِ والطاعة.

نحمده ونستعينه ونستغفره ونستهديه، في كل لحظة وثانية يعطيها لنا من عنده فرصة وبركة.

ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، عياذا متلوا بالمغفرة والرحمة والتوبة والسماحة.

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، خالقُ السماوات والأرض وما بينهما من البرية.

وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، خاتمُ الأنبياء والمرسلين وحامل تعب الرسالة بكل حماسة.

فالصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم لقاء رب الجنة.

أما بعد، فيا عباد الله، أوصيكم ونفسي بتقوى الله، فقد فاز المتقون.

وقد قال الله تعالى في القرآن الكريم: ياأيها الذين ءامنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.

الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد.

ilustrasi: stuff.co.nz

Puji syukur hanyalah untuk Allah Ta’ala, Yang telah memberikan nikmat iman, nikmat islam, nikmat umur, nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan.

Puji syukur hanyalah untuk Allah Ta’ala, Yang mengumpulkan kaum muslimin di padang arafah, Yang menunjukkan keagungan ciptaan-Nya, yang memberikan rahmat dan ampunan-Nya.

Puji syukur hanyalah untuk Allah Ta’ala, Yang mempersatukan kita dalam Tauhid, yang menjadi Aqidah Ibrahim, Aqidah Ismail, Aqidah Muhammad dan Aqidah seluruh nabi dan rasul, shalawatullah alaihim ajma'in.

Shalawat serta salam, semoga tetap tercurah atas Rasulillah Muhammad bin Abdillah, yang telah memberikan semuanya, yang bersabar di jalan Allah, demi tegaknya kalimatillah.

الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد.

Hari ini, jutaan saudara-saudara kita yang berkesempatan menunaikan haji, sudah berkumpul di tanah suci. Memenuhi undangan dan panggilan Allah. Menjalankan rangkaian manasik, yang menjadi satu napak tilas, atas jejak perjalanan seorang hamba Allah, bapak para Nabi dan Rasul, bapak Tauhid, seorang rasul ulul azmi, Ibrahim Alaihissalam. Yang tegak melawan kesyirikan juga kezhaliman atas peribadatan kepada Allah Azza Wajalla.

"Mengapakah engkau tidak makan dan minum wahai berhala sesembahan?" "Mengapakah engkau tidak berbicara wahai berhala sesembahan?"
"Mengapakah engkau tidak membela diri?"

Begitulah Ibrahim, yang tegak menghancurkan berhala-berhala kesyirikan, yang membelenggu akal dan hati manusia, hingga mereka rela bersujud kepada makhluk, yang justru mereka pahat sendiri.

Inilah Millah Ibrahim.

قُلْ صَدَقَ اللّهُ فَاتَّبِعُواْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (سورة آل عمران 95)

“Katakanlah: “Benarlah (apa yang difirmankan) Allah”. Maka ikutilah millah Ibrahim yang hanif, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.”

Ikuti Millah Ibrahim. Millahnya para rasul dan para nabi. Millah yang membebaskan umat manusia dari penjara syirik, penjara kesalahfahaman dalam mengenali sang Khaliq, penjara yang membuat penghuninya melakukan kezhaliman terhadap hak-hak Allah SWT.

الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Meneladani Ibrahim Alaihissalam ibarat sebuah perjalanan besar menuju kehebatan Tauhid.

Sebuah perjalanan yang dipenuhi penguasaan diri, pembiasaan diri, pengikhlasan niat hanya untuk Allah, membuang jauh-jauh syirik akbar, syirik kecil hingga syirik yang tersembunyi.

Sebuah perjalanan yang bertumpu kepada nasihat dan peduli kepada sesama. Sambil melepaskan diri dari kungkungan riya' dan membersihkannya dari belenggu ujub.

Perjalanan ini adalah perjalanan seumur hidup menuju tujuan akhir. Satu-satunya tujuan yang menjadi cita-cita, impian dan harapan setiap mukmin. Yaitu keridhaan Allah.

Saat Allah ridha didapat, kehidupan di dunia akan selalu penuh barakah dan rahmat.
Saat Allah ridha dicapai, keselamatan di akhirat pun pasti dapat diraih.

الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Tauhid adalah pangkal dan pokok terjadinya perubahan besar di dunia menuju hal-hal yang dipenuhi keajaiban dan kemajuan.

Dalam pandangan peradaban, Tauhid mengubah 4 hal utama pada diri manusia.

1. Tauhid mengubah personal mindset, cara berfikir pribadi, tolok ukur individu, sehingga ia selalu beramal hanya untuk Allah.

Tidak ada seorang muwahhidin, yang sadar akan hakikat tauhid, rela membuang ibadahnya demi pujian makhluk.

Sebab seorang yang bertauhid, layaknya Ibrahim Alaihissalam, sadar akan nikmat Allah kepada dirinya. Allah telah menciptakannya, memberinya kehidupan yang baik, memberinya rizki, memberinya hidayah dan memberinya kemuliaan. Tentu akan kurang ajar dan zhalim kepada hak Allah, jika ia memaksimalkan ibadahnya hanya untuk pujian dan sanjungan sesaat dari manusia-manusia makhluk Allah.

{وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء} (5) سورة البينة

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus."

Maka, dengan menapak tilasi perjalanan Ibrahim Alaihissalam, kita murnikan kembali Tauhid kita, hingga keikhlasan kita dalam beribadah dan beramal tercapai.

الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

2. Tauhid mengubah visi, cita-cita dan harapan sebuah keluarga, sehingga mampu menghasilkan generasi yang hanya beramal untuk Allah.

Tidakkah bisa kita lihat kesuksesan Ibrahim Alaihissalam? Dari dirinya terlahir generasi Ismail Alaihissalam yang siap melaksanakan perintah Allah, betapapun berat dan ganjilnya perintah tersebut. Tidakkah kita ingat sang remaja ini ikhlas untuk disembelih? Yang bahkan hari ini kita merayakannya untuk mengingat kehebatan Tauhid itu?

Juga Ishak Alaihissalam, yang mengaepada Shirathil Mustaqim.

Lalu kemenangan dan kesuksesan Ibrahim Alaihissalam diraih, saat doa paling penting yang ia ucapkan diijabahi Allah berpuluh-puluh abad berikutnya.

Beliau berdoa:

{رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنتَ العَزِيزُ الحَكِيمُ} (129) سورة البقرة

"Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."

Allah kabulkan dan ijabahi doa tersebut dengan diutusnya Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, penutup para Nabi, Rasul untuk seluruh umat manusia. Yang dengannya menjadi sempurna visi keluarga Ibrahim Alaihis Salam.

Maka beranjak dari titik tolak ini, kita tetapkan visi masing-masing keluarga kita, pandangan masa depan masing keluarga kita. Agar teladan-teladan kita dan doa-doa kita untuk masa depan keluarga kita, terfokus kepada Tauhid yang menumbuhkan keberkahan amal shalih keluarga kita di masa sekarang dan juga keberkahan amal shalih di masa-masa anak keturunan kita kelak.

الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

3. Tauhid mengubah nilai sebuah masyarakat, sehingga menilai segala sesuatunya berpegang kepada prinsip: apa yang bisa mereka lakukan untuk Allah.

Lihatlah, bagaimana keajaiban Tauhid ini bersinar. Dimulai dari seorang Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, yang mewarisi Tauhidnya Ibrahim Alaihissalam, muncul keluarga bertauhid. Yang dari dakwahnya, muncul pula keluarga-keluarga bertauhid lainnya. Keluarga Abu Bakar, keluarga Umar, keluarga Utsman, Keluarga Ali, keluarga Al-Abbas, keluarga-keluarga para sahabat, yang kemudian berkembang menjadi masyarakat bertauhid, yang sangat gemar untuk berbuat kebajikan demi mendapat ridha Allah.

Tidakkah kita ingat bagaimana mereka shalat?
Tidakkah kita ingat bagaimana mereka bersedekah habis-habisan?
Tidakkah kita ingat bagaimana mereka berjihad mengantarkan nyawa?

Demikian pula keluarga-keluarga kita yang dibangun berdasar Tauhid, akan kita kerahkan pula agar darinya muncul masyarakat bertauhid yang selalu fokus untuk melakukan amal kebajikan dan bermanfaat untuk orang lain demi meraih ridah Allah.

الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

4. Tauhid mengubah nafas peradaban, yang memunculkan peradaban baru yang bekerja memberi manfaat kepada umat manusia dengan tujuan mencari keridhaan Allah.

Tidakkah anda perhatikan abad-abad yang menjulang dari gurun pasir arab. Munculnya madrasah-madrasah raksasa di Baghdad. Dengan puluhan ribu murid, didanai pemerintah Islam dan diasuh ulama kelas wahid, yang menghasilkan berbagai macam sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang matematika, fisika, kimia, astronomi, sejarah, politik, filsafat, fiqh, hadits, bahasa. Yang dinikmati siapapun hingga saat ini secara gratis, tidak berbayar, tanpa membayar sewa juga tanpa membayar royalti apapun. Semuanya muncul karena semangat Tauhid. Semangat mencari pahala sebanyak-banyaknya. Semangat meraih ridha Allah Ta'ala.

Maka, jika kita ingin mengembalikan keberkahan peradaban, tidak bisa tidak kita harus berpegang kepada Tauhid, lalu merajut benang peradaban yang tinggi lagi maju sedikit demi sedikit. Untuk meraih ridha ilahi.

الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Perjalanan menuju tauhid adalah perjalanan menapaktilasi langkah-langkah spiritual  Nabi Ibrahim khalilullah dan para anbiya seluruhnya Alaihimus salam.

Mendobrak kesalahan pikir dan kejumudan pengekor kesalahan nenek moyang.

Maka perlu kiranya kita melihat 3 bekal utama dalam memulai perjalanan menuju keajaiban tauhid ini:

1. Kecerdasan Ibrahim

Ibrahim adalah pribadi yang cerdas dalam memahami hakikat alam semesta ini hingga mampu menyimpulkan dan memastikannya sebagai dasar ketauhidan.

Ingatlah ketika Ibrahim bertanya kepada patung-patung yang ia harus menjualnya atas perintah ayahnya. Mengapakah ia tidak makan dan minum?

Ingatlah ketika Ibrahim berinteraksi dengan ayahnya yang seorang pembuat patung sesembahan itu. Mengapakah ia menyembah batu yang ia pahat dengan tangannya sendiri?

Ingatlah ketika Ibrahim berinteraksi dengan suatu kaum penyembah berhala. Ia minta mereka bertanya kepada berhala terbesar tentang siapa pelaku vandalisme terhadap sesembahan-sesembahan mereka.

Ingatlah ketika Ibrahim berinteraksi dengan suatu kaum penyembah bintang, bulan dan matahari. Bagaimana ia sentuh akal mereka dengan logika-logika sederhana yang menunjukkan hakikat ketuhanan dan hakikat makhluk.

Bahwa tuhan yang patut disembah adalah tuhan yang tidak tenggelam, pergi ataupun sirna dan bahwa tuhan yang patut disembah adalah tuhan yang selalu ada tanpa istirahat, tanpa mengantuk dan tidur.

Lihatlah pula kecerdasan para Rasul dalam hakikat-hakikat ini.

(فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُْ)
[Surat Muhammad 19]

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah."

(لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ)
[Surat Al-Anbiya' 22]

"Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan." 

(ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا ۚ الْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ)
[Surat Az-Zumar 29]

"Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."

(يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ)
[Surat Yusuf 39]

"Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?"

Kecerdasan dalam memahami alam semesta dan menyimpulkannya ke dalam sebuah pemahaman tauhid adalah keunggulan seorang mukmin sejati. Maka melogikakan tauhid dalam berbagai bentuknya mampu mendewasakan iman dan mampu menjadikannya nyata lagi kokoh.

B. Ketaatan Ibrahim

Ibrahim juga dikenal sebagai pribadi yang taat kepada Allah tanpa ada keraguan dalam ketaatannya.

Pergulatannya melawan para penyembah makhluk menjadi determinasi hidupnya.

Ingatlah ketika Ibrahim diperintahkan untuk meninggalkan anak dan istrinya di padang tandus tak bertumbuhan.

Ingatlah ketika Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya Ismail. Adakah ia meragukan dan menolaknya?

Ingatlah ketika Ibrahim meninggikan Ka'bah ataupun mengumumkan haji ke baitullah.

Tauhid menjadi mesin raksasa yang mendorong manusia untuk bekerja dan beramal hanya demi keridhaan Allah.

Tauhid mampu menghapus kemalasan, menghapus harap pamrih dan meluruskan amal perbuatan tanpa adanya tujuan.

C. Kesabaran Ibrahim

Ibrahim juga dikenal sebagai pribadi yang sabar dalam ketaatannya.

Jika kita mengingat kisah penyembelihan Ismail dan bagaimana Ibrahim berdialog dengan putranya terkait perintah yang maha berat ini, pastilah kita akan menemukan pancaran supremasi dan dominasi tauhid dalam kesabaran kedua Rasul Allah ini.

Kesabaran dalam bertauhid, dalam taat dan dalam pelaksanaan syariat, menjadi cikal bakal peradaban tauhid di masa-masa berikutnya.

Jika kita mengingat pula kisah Hajar dan Ismail yang masih bayi di padang tandus yang kini menjadi tanah suci Makkah, yang menjadi penyebab munculnya ibadah Sa'i dan munculnya sumber air zam-zam, maka kita akan menyadari adanya suatu keteguhan dalam menjaga tauhid dan tawakkal yang tiada batasnya kepada Allah Ta'ala, yang menjadi pondasi peradaban tauhid di abad-abad berikutnya.

الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Yang tersisa sekarang sebagai tugas kita adalah: Aktivasi dan memulai hidup kita dengan tauhid Ibrahim untuk hari ini dan bagaimana membuatnya memiliki pengaruh besar dalam kehidupan kaum muslimin di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

Maka marilah kita semua selalu menjadi manusia-manusia yang selalu menghidupkan pelajaran besar dari Ibrahim A.S. dan keluarganya dalam meraih ridha Allah SWT.

Dan mudah-mudahan kita selalu diberi kekuatan oleh Allah untuk melangkah dan bergerak mengikuti jejak-jejak mereka hingga akhir hayat kita.

الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله، الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد.

Sebagai penutup, saya berpesan kepada para muballigh dan teman-teman da’i di mana saja. Untuk selalu mengingat sabda Rasulullah:

إِنَّ طُولَ صَلَاةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلَاةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ رواه مسلم

“Sesungguhnya panjangnya sholat seseorang dan pendeknya khutbah seseorang adalah tanda -dalamnya- ilmu atau pemahamannya. Maka panjangkanlah sholat dan pendekkanlah khutbah.”

قال الله تعالى في القرآن الكريم: إن الله وملائكته يصلون على النبي، يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما.

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على آل إبراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على آل إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد.

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياءِ منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات.

ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين ءامنوا ربنا إنك رءوف رحيم.

ربنا إننا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين.

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب.

ربنا أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه.

ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما.

ربنا إنا نعوذ بك من العجز والكسل والجبن والبخل والهرم وعذاب القبر.

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.

عباد الله، إن الله يأمركم بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي لعلكم تذكرون ولذكر الله أكبر.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

Suwaluh, 11 Agustus 2018

No comments:

Post a Comment

Terbaru

recentposts

Sementara Itu

randomposts