Al-Kalaam

Al-Kalaam secara bahasa artinya perkataan, percakapan, pembicaraan atau bahasa.

Al-Kalaam menurut ahli bahasa arab adalah: "Sesuatu yang terkumpul padanya dua hal: lafazh dan memberi pengertian."

Ilustrasi: www.mugtama.com

Maksud dari lafazh pada definisi di atas adalah suara yang terdiri dari beberapa suku kata, sedangkan maksud memberi pengertian adalah sesuatu yang menunjuk kepada suatu makna yang membuat seseorang tidak perlu bertanya lagi maksudnya.

Al-Kalaam minimal terdiri dari:

  • Dua isim (kata benda), atau
  • Satu  fi'il (kata kerja) dan satu isim

Perhatikan contoh berikut:

اللهٌ     الصَّمَدُ (Allah tempat bergantung)

isim   isim

قَالَ       مُوْسَى (Telah berkata Musa)

isim       fi'il

اِسْتَقِمْ (berdirilah!)

fi'il amr (kata kerja perintah) yang mengandung dhomir (kata ganti)/isim yaitu أنت (engkau)

Dari ketiga contoh di atas, bisa kita simpulkan bahwa al-Kalaam adalah kalimat sempurna atau sering disebut sebagai Jumlah Mufidah yang para pendengarnya dapat mengerti maksudnya tanpa perlu bertanya lebih lanjut.

Al-Kalim dan Al-Kalimah

Maksud dari Al-Kalim adalah 3 unsur pokok dari bahasa arab yang terdiri dari isim, fi'il dan harf yang tiap unsur disebut sebagai Al-Kalimah atau kata, tanpa membedakan apakah itu kata benda, kata kerja, kata sambung, kata depan ataupun yang lainnya.

Al-Ism

Al-Ism atau isim artinya adalah nama.

Secara istilah adalah: "Tiap lafazh yang digunakan untuk menamai orang, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati atau hal yang lain."

Perhatikan contoh berikut:

محمد      : Muhammad

أَنَا         : Saya

البَيْتُ    : Rumah

الإِسْلام  : Islam

الجَنَّةُ     : Surga

مُفْلِحُوْنَ  : Orang-orang yang berhasil

سَرِيْعٌ      : Cepat

مَنْ        : Siapa?

مَتَى        : Kapan?

هَيْهَاتَ   : Jadi jauh

Bisa kita simpulkan bahwa isim adalah kata yang menunjukkan benda atau nama benda, baik itu nyata ataupun abstrak, secara lahir atau sekedar kata ganti. Isim juga menunjukkan sifat dari semua hal, kata tanya, kata depan yang menunjukkan lokasi dan juga beberapa kata yang bermakna kata kerja.

Dari segi pembentukannya, isim terbagi menjadi dua, Al-Jaamid dan Al-Musytaq. Maksud dari Al-Jaamid adalah isim asli yang tidak terbentuk dari penggunaan kaidah-kaidah pembentukan kata kerja dan turunannya yang dikenal sebagai ilmu Tashrif. Seperti dhomir (kata ganti) أنا (aku) dan هو (dia), juga beberapa nama benda seperti: الله (Allah), النَّارُ (api), مَكَّة (Mekkah), juga kata-kata tanya seperti: مَن (siapa?), مَتَى (kapan?).

Sedangkan Al-Musytaq adalah isim yang terbentuk dari penggunaan kaidah-kaidah ilmu Tashrif, seperti: المُجَاهِدُ (orang yang berjuang) yang diambil dari kata kerja جَاهَدَ (berjuang) atau المُسْلِمُ (orang yang memeluk Islam) yang diambil dari kata kerja أَسْلَمَ (masuk Islam).



Ciri-ciri Al-Ism

Isim biasanya dapat dikenali dengan lima ciri khas, yaitu:

1. Al-Jarr, yaitu tanda kasroh yang disebabkan oleh hal-hal yang menyebabkan jarr (pembahasan tentang jarr secara lengkap akan kami tampilkan pada edisi-edisi berikutnya).

Contoh: فِي الْبَيْتِ (di dalam rumah) di sini kita bisa menentukan bahwa kata البيت adalah isim karena diakhiri oleh kasroh.

2. At-Tanwin, yaitu nun sukun yang hanya diucapkan saja tanpa dituliskan di dalam tulisan dan berada di akhir kata yang bukan untuk taukid (penguatan kata).

Contoh: زَيْدٌ (Zaid) dan بَيْتٌ (Rumah) di sini kita bisa menentukan bahwa kata زيد dan بيت keduanya adalah isim karena diakhiri oleh tanwin.

3. An-Nidaa', yang maksudnya adalah posisi sebuah isim yang menjadi munada (yang dipanggil dengan harf an-nidaa').

Contoh: يَا زَيْدٌ (Hai Zaid!) dan يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا (Hai orang-orang yang beriman) di sini kita bisa menentukan bahwa kata زيد dan الذين adalah isim karena terletak sesudah harf an-nidaa' (kata pemanggil) yaitu يا dan يا أيها yang menyebabkan kedua isim tersebut menjadi munada (yang dipanggil).

4. ال (alif lam), yaitu jika diawali oleh ال.

Contoh: الفَرَسُ (Kuda) dan الغُلاَمُ (Anak kecil) di sini kita bisa menentukan bahwa kata الفرس dan الغلام adalah isim karena keduanya diawali oleh ال.

5. Al-Isnaad Ilaih, yaitu penyandaran kata lainnya kepadanya yang mampu membuat satu makna yang dapat difaham.

Contoh: أَنَا مُؤْمِنٌ (Saya mu'min) di sini kata أَنَا disandarkan kepada kata مؤمن yang mampu membuat makna yang dapat difaham yaitu "Saya mu'min" maka kita bisa tahu kalau kata مؤمن yang menjadi sandaran kata أنا adalah isim.

Contoh lain: جَاءَ الأُسْتَاذَ (Ustadz telah datang) di sini kata جاء -yang sejatinya adalah fi'il- disandarkan kepada kata الأستاذ yang menjadi pelaku dari fi'il tersebut dan mampu membuat makna yang dapat difaham yaitu "Ustadz telah datang" maka kita bisa tahu kalau kata الأستاذ yang menjadi sandaran kata جاء tersebut adalah isim.

Untuk mengenali isim cukup dengan salah satu dari lima ciri-ciri tersebut.

Al-Fi'l

Al-Fi'l atau fi'il artinya kata kerja.

Secara istilah adalah: "Setiap lafazh yang menunjukkan terjadinya suatu perbuatan pada waktu yang tertentu."

Perhatikan contoh berikut ini:

ذَهَبَ        : Dia telah pergi

يَذْهَبُ      : Dia pergi

اذْهَبْ       : Pergilah!

لاَ تَذْهَبْ   : Jangan pergi!

ضُرِبَ        : Dia telah dipukul

ضَرَبَ        : Dia telah memukul

لَيْسَ         : Bukanlah ia

Dari contoh di atas bisa kita simpulkan bahwa fi'il adalah kata kerja nyata ataupun abstrak, baik lampau, sekarang, ataupun akan datang, aktif ataupun pasif, perintah ataupun larangan, sempurna wazan (timbangan)-nya ataupun kurang.

Ciri-ciri Al-Fi'l

Fi'il dapat dikenali dengan empat ciri khasnya, yaitu:

1. Taa-ul-Faa'il (huruf Taa' yang menunjukkan pelaku fi'il tersebut).

Contoh: قُمْتُ (Saya telah berdiri) dan قُمْتَ (Engkau telah berdiri).

2. Taa' Ta'nits Sakinah (huruf Taa' bersukun yang menunjukkan perempuan).

Contoh: قَامَتْ (Dia perempuan telah berdiri).

3. Yaa-ul-Mukhotobah (huruf Yaa' yang menunjukkan kata ganti orang kedua).

Contoh: قُوْمِيْ (Berdirilah engkau perempuan).

4. Nun Taukid (Nun yang berfungsi sebagai penguat kata di akhir kata tersebut).

Contoh: لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُوْناً (Sungguh benar-benar ia akan dipenjara dan sungguh ia akan menjadi…).

Untuk mengenali fi'il cukup dengan salah satu dari empat ciri-ciri tersebut.

Pembagian Al-Fi'l

Fi'il terbagi tiga:

1. Fi'il Mudhari' yaitu fi'il yang menunjukkan terjadinya perbuatan pada masa sekarang atau masa yang akan datang.

Contoh: أَفَلاَ يَنْظُرُوْنَ إِلىَ الإِبِلِ كَيْفَ خُلِقََتْ (Apakah mereka tidak melihat pada onta bagaimana mereka diciptakan).

Di sini kata ينظرون adalah fi'il mudhori'.

2. Fi'il Madhi yaitu fi'il yang menunjukkan terjadinya perbuatan pada masa lampau.

Contoh: إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَالْفَتْحُ (Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan).

Di sini kata جَاءَ adalah fi'il madhi.

3. Fi'il Amr yaitu fi'il yang menunjukkan perintah untuk melakukan suatu perbuatan pada masa sekarang atau masa yang akan datang.

Contoh: اقْرَأ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ (Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan).

Di sini kata اقرأ adalah fi'il amr.

Al-Harf

Al-Harf atau harf artinya huruf.

Secara istilah adalah: "Setiap lafazh yang tidak jelas artinya secara sempurna kecuali bersambung dengan yang lain".

Contoh: Seperti kata فِي (di) tidak akan bisa difaham maksudnya kecuali dihubungkan dengan isim hingga menjadi seperti فِي الْمَسَاجِدِ (di masjid-masjid) misalnya.

Demikian pula kata لاَ (tidak) tidak akan dimengerti maksudnya jika tidak dihubungkan dengan fi'il hingga menjadi seperti لاَ تَأْكُلُوْا (jangan kalian makan).

Harf harus bersambung dengan yang lain disebabkan karena harf adalah kata sambung ataupun kata depan yang tidak sempurna artinya jika tidak bersambung dengan kata yang lain.

Harf ada yang hanya berhubungan dengan isim seperti: مِنْ (dari), إِلَى (ke), عَنْ(dari), عَلَى (atas),  فِيْ (di), adapula yang hanya berhubungan dengan fi'il seperti: لاَ (tidak), أَنْ (agar),لَنْ  (tidak akan), كَيْ (agar), dan ada juga yang bisa dihubungkan dengan isim ataupun fi'il seperti: لِ (untuk),  فَـ (maka),  وَ (dan),  ثُمَّ(kemudian).

Berikut beberapa contoh harf dengan berbagai penggunaannya:

مِنَ الْبِيْتِ      : Dari rumah

إِلَى الْمَسْجِدِ  : Ke masjid

لاَ تَكْتُبْ      : Jangan engkau tulis

لَنْ أَذْهَبْ     : Aku tidak akan pergi

لِمُحَمَّدٍ        : Untuk Muhammad

لِتَرْكَبْ          : Hendaklah engkau mengendarai!

فَالْبَيْتُ         : Maka rumah itu

فَيَرْكَبُهُ          : Maka ia menaikinya

Ciri-ciri Al-Harf

Harf bisa dikenali dengan mudah, sebab harf tidak mungkin mempunyai 5 ciri isim ataupun 4 ciri fi'il.

Berikut ringkasan pembahasan tentang Al-Kalaam:

الكلام/الجملة المفيدة
اسم + اسم       :        الله الصمد، الأستاذ حاضر

فعل + اسم       :        قال موسى، يحضر الأستاذ

الكَلِمُ
الاسم             :        أنا، محمد، المسجد

الفعل              :        قال، يضرب، قم

الحرف             :        في، لا، أن

الاسم
الجامد             :        الله، الجنة، النار

المشتق             :        المجاهد، المسلم

علامات الاسم
الجر               :        في المساجد

التنوين             :        إنه لقول فصل

النداء              :        يا ربنا

أل                 :        المسلمون، الكافرون

الإسناد إليه       :        نحن مسلمون

أنواع الفعل
الفعل المضارع     :        يجلس، يكتب

الفعل الماضي      :        جلس، كتب

الفعل الأمر       :        اجلس، اكتب

علامات الفعل
تاء الفاعل

تاء التأنيث الساكنة

الياء المخاطبة

نون التوكيد

علامات الحرف
لا يحسن له علامات الاسم والفعل التسعة

No comments:

Post a Comment

Terbaru

recentposts

Sementara Itu

randomposts